Banjir bandang yang melanda hampir seluruh kelurahan di 5 Kecamatan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhir 2016 lalu, menyisakan banyak sampah berserakan.
Meski secara umum sudah dilakukan upaya pembersihan, besarnya banjir menyisakan tumpukan endapan lumpur, yang menghasilkan debu-debu di jalan-jalan bertebaran. Karena itu, sejumlah relawan Maribantu membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan di sekitar simpang empat Jl Soekarno-Hatta, Jumat (13/01/2017) pagi lalu.
Berbagi Masker |
Sebanyak 1.250 masker dibagikan kepada masyarakat Bima yang melintas di area pembagian.
Selain Materi, Korban Banjir Bima Juga Butuh Bantuan Moril.
“Kondisi Kota Bima, selain sisa luapan lumpur yang masih menjadi ‘pemandangan’, kondisi udara juga memperparah sirkulasi pernapasan sebagian besar warga Kota Bima,” ujar koordinator aksi tersebut, Hamim ketua Aksi maribantu
Aksi tersebut digelar juga untuk membantu masyarakat menjaga kesehatannya, khususnya bagi yang beraktivitas di luar ruangan. Sekolah di Bima Rusak Parah karena Banjir, Bantuan Pendidikan Sangat Diperlukan Pembagian masker bagi warga Kota Bima oleh Maribantu.
Terapi Trauma Healing |
Trauma Healing Bersama Maribantu memberikan bantuan berupa terapi trauma healing alias penyembuhan trauma terhadap korban banjir Bima. Menggandeng Istana Dongeng Nusantara (IDN) Solo, terapi tersebut disasarkan kepada anak-anak sekolah dasar dan madrasah serta Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
Warga: Banjir Bandang Akhir 2016 Terdahsyat di Bima, Salah satu anggota IDN, Sidik Nuryanto, mengungkapkan, terapi itu bertujuan mendeteksi gangguan anak-anak sejak dini.
“Anak-anak pasca bencana harus mendapatkan terapi terutama tentang penanganan trauma healing ini, ” jelas Sidiq ditirukan relawan laznas itu, Yusron, di Salama, Kelurahan Nae, Rasane Barat, Kota Bima. Ichsan, orangtua dari salah satu peserta terapi, mengaku terhibur dengan penyampaian yang mudah diingat oleh anaknya pada terapi itu.
Akper pemda garut bersama WCI Berikan Bantuan pada Korban Banjir di Bima
“Alhamdulillah, anak-anak sangat senang sekali dan terhibur karena cara penyampaiannya sangat menarik dan mudah diingat anak. Bahkan anak kami yang di play group bisa menceritakan kembali kepada kami di rumah,” ungkapnya.
Terapi tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut, Jumat-Sabtu (12-13/01/2017). Sekitar 1.500 anak di berbagai sekolahan mendapatkan terapi yang diasuh oleh Sidik Nuryanto ditemani Hamim dan Saiful Rahman.