Allah bersama orang-orang yang pemurah, mengembalikan dan menambahkan dari setiap apa yang kita sedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kisah Siti Fatimah bisa menjadi teladan. Saat itu, Sayyidina Ali mempunyai 50 dirham dan memberikannya kepada Siti Fatimah. Datanglah seorang pengemis ke rumah mereka. Siti Fatimah lalu memberikan 25 dirham. Mengetahui hal tersebut, Sayyidina Ali menyuruh pengemis itu kembali ke rumah dan meminta Siti Fatimah memberikan kembali sisa uang mereka ke pengemis tersebut. Pengemis itu mendapat sedekah 50 dirham.
Begitulah sehari-hari yang dilakukan Siti Fatimah sepanjang hidupnya. Ia tidak pernah kekurangan dengan sering memberi, bahkan rezekinya selalu bertambah dari mana saja.
Kisah tentang sedekah pun terjadi di Baghdad. Tinggallah seorang gadis bernama Annisa. Ia hidup bersama kedua adiknya. Mereka yatim piatu. Orangtua mereka meninggal ketika keduanya masih kecil. Annisa dan kedua adiknya hidup dengan menjual kain. Meskipun kehidupan mereka miskin, mereka selalu bersedekah.
Setiap pagi, Annisa menyiapkan makanan yang akan diberikannya kepada dua orang pengemis yang selalu mengetuk pintu rumah mereka. Setiap hari kejadian itu terus berulang dan menyebabkan banyak pengemis yang datang meminta makan kepada Annisa. Keadaan Annisa dan kedua adiknya tidak kaya, tetapi melihat para pengemis yang berdatangan membuat mereka kasihan dan terus berusaha memberikan sedekah.
Sebenarnya, kain dagangan Annisa sudah terkenal dimana-mana. Pelanggannya pun banyak. Keuntungan yang didapat Annisa cukup besar. Namun, sebagian keuntungan tersebut selalu digunakan untuk kebutuhan orang-orang di sekelilingnya yang kesusahan. Keuntungan yang tersisa hanya cukup untuk menutupi kehidupan sehari-hari dan untuk sekolah adik-adiknya. Annisa yakin kekayaan bukan hanya berupa materi, tetapi juga secara batiniah.
Sesungguhnya, Allah akan memberi ganjaran berlipat ganda kepada orang yang menolong orang lain yang dalam kesulitan. Berikan bantuan kepada orang yang berada dalam kesempitan. Kelak Allah akan melepaskan kita ketika kita berada dalam kesusahan. Keyakinan kepada balasan baik Allah merangsang kita untuk melakukan amalan dan kebajikan lebih banyak.
Memberi sedekah dalam bentuk apa pun, dengan ikhlas hanya karena Allah semata, berarti kita masih orang biasa saja. Kita harus berani menembus batas ikhlas ini, kita harus berani memberi sedekah yang membuat orang lain merasa heran menerima sedekah itu. Kalau kita memberi sedekah dan yang kita beri sedekah merasa biasa saja, berarti kita belum boros sedekah.
Boroslah bersedekah dan tunggulah hasilnya. Atas izin Allah, sedekah kita yang boros akan menjadikan kita kaya.