Kesedihan dapat memadamkan api motivasi, membunuh ruh semangat, dan membekukan jiwa. Kesedihan itu seperti demam yang akan melumpuhkan diri dari aktivitas kehidupan. Supaya terhindar dari hal itu kita perlu menanamkan prinsip bahwa kesedihan adalah suatu pilihan bukan keharusan. Kita sendirilah yang memutuskan apakah kita sedih atau tidak. Kalau kita memilih tidak sedih maka kita pun lepas dari kesedihan. Kesedihan merupakan sesuatu yang amat disukai setan. Setan menjadikan kesedihan sebagai alat untuk memutuskan seseorang dari perjalanan hidupnya, sehingga orang itu berhenti dari segala kegiatan. Jangan mencari-cari atau mengada-adakan kesedihan. Kesedihan sama sekali tidak mendatangkan keuntungan.
Sikap seseorang ketika menghadapi ujian bisa menjadi tanda apakah dia beriman atau tidak. Apabila dia tidak menjadi lemah semangat, ketika ujian menimpanya, berarti dia mempunyai keimanan dalam dadanya. Ketika dia menghadapi kesukaran, semangatnya tumbuh karena dia tahu bahwa manusia tidak dapat mencapai surga kecuali jika mereka telah diuji dengan kesulitan-kesulitan sebagaimana orang-orang dari generasi masa lalu.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (2:214).